Memilih Peripheral Komputer - USB
Daftar isi
Jika kita menggunakan komputer terlebih memakai sistem operasi Windows atau OS berbasis GUI lainnya, tentunya kita tidak asing dengan peripheral komputer Mouse. Peripheral adalah segala sesuatu komponen yang digunakan sebagai input atau output dari suatu sistem komputer, baik speaker, keyboard, mouse, headphone, headset, monitor, bahkan antenna wifi yang ada pada komputer kita. Dari pengalaman beberapa waktu lalu saya ditanyai oleh beberapa teman saya yang meminta saran untuk memilih mouse yang “cocok” bagi mereka, dari situ saya berpikiran untuk membuat postingan ini karena saya belum pernah menemukan postingan yang membahas pemilihan mouse yang membahas lebih mendalam dari sisi teknis/teknikal karena umumnya orang-orang tidak memperhatikan aspek teknis yang sebenarnya secara langsung mempengaruhi kinerja dari mouse yang kita gunakan! Jika anda merasa tidak ingin untuk mendalami sisi teknis, saya juga menyediakan opsi yang sangat mudah untuk diambil sebagai pilihan.
Ergonomis #
Yang perlu diperhatikan pertama kali bentuk desain dari mouse yang anda inginkan, apakah anda akan menggunakan mouse dengan waktu yang lama atau hanya sesekali? Sangat disarankan untuk memilih ukuran mouse yang sesuai dengan genggaman tangan karena hal inilah yang menentukan kenyamanan dan faktor letih khususnya pada pergelangan tangan. Mouse yang ada dipasaran didesain dengan beberapa ukuran dan lekuk benda yang khas dengan cara genggamannya masing-masing, mouse seperti Logitech M170/M171 dengan ukuran yang kecil cocok untuk orang yang memiliki ukuran tangan kecil, sedangkan untuk mouse besar Logitech G502 lebih cocok untuk orang yang memiliki ukuran genggaman tangan besar dan menggunakan claw grip atau palm grip.
Ergonomis perlu benar-benar diperhatikan karena menyangkut faktor kesehatan dalam penggunaan perangkat mouse, jika pembaca memiliki riwayat nyeri pergelangan tangan atau Carpal Tunnel, saya menyarankan untuk lebih memperhatikan faktor ergonomis sebelum melihat faktor lainnya karena kenyamanan penggunaan peripheral selaras dengan produktivitas dari kerja yang kita lakukan jika seringkali menggunakan mouse dalam workflow yang digunakan. Beberapa pabrikan mouse juga menyediakan mouse yang didesain untuk mengurangi atau menghindari masalah ini, seperti desain mouse vertikal yang menyamping (secara genggaman), tombol klik tambahan yang ada di sekitar jari-jari (untuk mengurangi jarak gerak ujung jari terhadap masing-masing jari).
Wired atau Wireless? #
Jika anda adalah orang yang sering melakukan mobilitas (tidak diam dalam waktu yang lama pada satu tempat, misal. desktop), tentu sangat mudah untuk menyarankan mouse yang berbasis Wireless. Wired dengan Wireless memiliki kelebihan dan kekurangannya serta peruntukannya masing-masing. Banyak yang berargumen bahwa penggunaan mouse wired sudah ditinggalkan dengan banyaknya mouse wireless yang saat ini banyak dijumpai di E-Commerce Indonesia terlebih dengan harga yang cukup terjangkau, menurut saya hal tersebut juga ada benarnya karena bagi sebagian orang terlebih untuk pengguna yang sering mobilitas mouse wireless benar-benar membantu, cukup anda masukkan dongle 2.4G dari mouse ke salah satu port USB yang tersedia pada laptop yang anda gunakan, kini anda dapat lebih mudah untuk membawa mouse anda karena tidak perlu mengatur kabel dari mouse jika anda sering mengeluarkan/memasukkan mouse untuk dipakai.
Mouse wired tetap memiliki penggunaannya sendiri misalkan pada sebagian orang yang menggunakan komputer untuk mendapatkan latency rendah sehingga aksi klik yang diterima oleh komputer bisa lebih responsif. Salah satu kelebihan dari wired adalah tidak akan terganggu dengan interferensi dengan sinyal lainnya disekitar kita, terkadang pada mouse wireless yang memiliki implementasi wireless yang kurang dapat merasakan kendala latency atau bahkan tidak bisa digunakan karena sinyal antara dongle dan mouse terganggu dengan sinyal eksternal disekitar perangkat.
Konektivitas wireless mouse juga hadir dalam protokol Bluetooth, sebenarnya dulu juga ada namun implementasi nirkabel pada mouse ini seringkali menggunakan 2.4G karena efisiensi serta kekuatan sinyalnya dibandingkan Bluetooth. Lantas kenapa masih ada mouse yang memiliki opsi Bluetooth?
Bluetooth, kok masih ada? #
Pada pertengahan tahun ini, saya menemukan listing Noir Gear M1 di tokopedia yang mengusung 3 opsi sambungan penggunaan Wireless 2.4G, Bluetooth BLE, dan Wired. Karena secara spesifikasi mouse ini sensor yang sama dengan brand lokal lainnya seperti Daxa Air 3 serta dengan harga yang lebih murah (perbedaan Rp. 100.000,-; Rp. 550.000 vs Rp. 690.000,- ), tentunya saya langsung memilih untuk memasukkan Noir M1 ini kedalam wishlist saya. Nah alasan saya memilih Noir M1 selain dari sisi harga, juga dari opsi konektivitas tadi.
Untuk kasus tertentu seperti Noir M1 di atas (atau beberapa mouse yang memiliki 3 opsi konektivitas), opsi Bluetooth ini bisa dibilang sebagai fitur tambahan “Quality of Life” karena memungkinkan kita untuk menggunakan mouse kita dengan lebih dari satu perangkat komputer/laptop, misalkan saya menggunakan mouse M1 ini untuk PC dirumah (yang dongle nya tertancap pada port USB motherboard), dan Bluetooth untuk laptop yang dibawa kemana-mana, hal tersebut merupakan fitur yang mungkin dianggap remeh namun jika paham penggunaannya maka dapat mempermudah pemakaian pengguna. Dengan 3 opsi konektivitas tersebut, kita tidak perlu lagi memindahkan dongle mouse kita dari PC ke komputer dan sebaliknya jika kita hanya memiliki satu mouse saja.
Yang perlu digaris bawahi juga di sini adalah opsi mouse yang menyediakan fitur ini, tidak semua mouse memberikan fitur ini terlebih yang menggunakan protokol Bluetooth karena protokol Bluetooth ini lebih rentan untuk mengalami interferensi (gangguan) jika implementasi nya kurang (dari sisi software). Bisa diamati jika kita mencari mouse wireless, pasti kita akan mendapati dongle 2.4G Wireless.
Secara responsivitas/latency, Bluetooth (untuk jenis 4.x ke atas) juga cukup baik untuk penggunaan sehari-hari, namun jika anda menginginkan untuk gaming, mungkin sebaiknya anda menggunakan dongle 2.4G atau Wired agar mendapatkan responsivitas dibawah 8ms. Tetapi, responsivitas juga dipengaruhi oleh faktor lainnya juga loh (sensor), akan dibahas pada bab selanjutnya
Nah dari konektivitas, kita beralih ke sub-bab selanjutnya untuk daya mouse Wireless.
Baterai… Pilih Replaceable atau Tanam? #
Untuk daya dari baterai wireless, konsumsi daya dipengaruhi oleh lama jam penggunaan serta intensitas kerja dari sensor mouse. Baterai akan lebih cepat habis jika kita menggunakan mouse untuk gaming dibandingkan penggunaan biasa/casual. Penggunaan sensor juga berpengaruh pada konsumsi daya karena sensor juga memiliki rating arus yang berbeda yang secara langsung mempengaruhi ketahanan baterai yang digunakan.
Umumnya untuk mouse wireless yang ada diharga dibawah Rp. 200.000,- memiliki suplai daya baterai yang dapat diganti dengan mudah (Replaceable), mouse-mouse ini bisa menggunakan baterai AA maupun AAA (tergantung bentuk mouse), jika mouse kecil sering kemungkinan untuk menggunakan baterai AAA. Berdasarkan pengalaman saya dulu untuk pemakaian sering dengan rata-rata perhari sekitar 4 jam penggunaan mouse, baterai bisa tahan 3-4 Pekan, tapi hal ini kembali lagi ke model sensor yang tertanam pada mouse. Lifetime baterai bisa bertambah atau berkurang tergantung dengan lama pakai penggunaan mouse. Saya menyarankan untuk membeli baterai Rechargeable agar menghemat pengeluaran (pembelian sekali hingga kapasitas daya berkurang drastis).
Bagi mouse-mouse Gaming atau mouse yang lebih ke arah premium, seringkali menggunakan baterai tanam (yang tidak bisa dilepas atau terpasang di dalam casing). Jenis ini rata-rata memiliki kapasitas daya baterai dari 400mAh hingga sekitar 1000mAh, berdasarkan pengalaman saya yang menggunakan NYK S80 Blackshark (PMW3325) ketahanan baterai dari sekali charge mampu bertahan hingga 1 pekan untuk pemakaian gaming (selama satu pekan dengan rata-rata per hari 5 Jam). Lama waktu tahan baterai bisa dibilang wajar karena desain yang menggunakan baterai tanam ini didesain dengan pengguna yang mungkin menggunakan mouse pada posisi Wired (yang otomatis juga melakukan proses pengisian).
Bagi kalian yang menggunakan baterai tanam, wajib untuk melakukan pengisian daya baterai mouse melalui port USB komputer tidak menggunakan charger HP, hal tersebut karena mouse-mouse ini seringkali tidak memliki Battery Management System (BMS) yang mengatur proses pengisian daya pada baterai, jika kita memberikan arus yang lebih besar (misal charger HP 5V 1A) daripada kapasitas baterai maka secara perlahan dapat merusak baterai tersebut.
Sensor Mouse, hal yang sering dipandang sebelah mata bagi Casual #
Nah, akhirnya sampai di bagian yang teknis nih. Pernahkah kalian mengalamai respon yang telat/lambat atau mouse tiba-tiba tidak respon dengan gerakan yang dilakukan tangan kita? Nah sumber masalah tersebut muncul dari model sensor pada mouse yang kita gunakan. Sensor berperan besar pada responsivitas karena sensor ini sebagai input dari gerakan yang kita lakukan untuk dirubah menjadi informasi gerakan kursor pada sistem komputer yang kita gunakan. Meskipun secara teknis (mikro)kontroler berperan penting juga karena merupakan “otak” dari si mouse, Sensor mouse lebih sering digunakan sebagai indikasi performa dari mouse karena informasi dari produk yang lebih menampilkan jenis sensor dibandingkan jenis kontroler yang dipakai. Mungkin orang awam akan kaget jika mouse yang mereka gunakan sehari-hari menggunakan CPU komputer dari tahun 1980s yang telah di modernisasi secara kemasan IC.
Cara paling mudah untuk mencari informasi mengenai kemampuan dari sensor yakni dengan mencari terlebih dahulu mouse yang ingin kita beli atau cari, kemudian kita melakukan pencarian dengan keyword
[Nama Mouse] sensor spec
Setelah mendapati nama sensor, kita menginginkan untuk mencari beberapa parameter seperti arus (Current), Resolusi pembacaan (Resolution), Kecepatan tracking (Tracking Speed), Akselerasi baca (Acceleration).
Untuk mempermudah penjelasan bab ini, saya akan langsung memberikan contoh dari mouse yang saya miliki saat ini. NYK S80 Blackshark.
NYK S80 ini menggunakan sensor PMW3325 yang biasanya ditemui pada mouse Gaming budget. Untuk mencari datasheet dari sensor ini kita bisa melakukan pencarian dengan kata kunci PMW3325 sensor datasheet
. Setelah kita mendapatkan akses dari file PDF atau website yang memiliki datasheet sensor ini, kemudian mencari parameter yang perlu kita ketahui pada berkas Datasheet ini.
Untuk kriteria mouse yang responsif (bagi saya), adalah sebagai berikut
(Minimal Spesifikasi)
- Konsumsi arus: Sensor < 10 mA (untuk mouse Wireless)
- Resolution: Sensor > 3600 cpi
- Tracking Speed: Sensor >= 80 ips
- Acceleration: Sensor >= 20g
- Polling Rate: Sensor >= 250Hz
Catatan Sensor #
Jika cara di atas masih sulit untuk dicerna, maka cara lain yang paling mudah adalah memilih sensor dengan cara berikut
Sensor Logitech >= Sensor PixArt PMW Series >= Sensor lainnya.
Kenapa sensor lainnya tidak dijelaskan spesifiknya? Karena dari hasil pengalaman yang saya lalui dengan 6 mouse berbeda, sensor pabrikan merk lain memiliki kualitas yang tidak konsisten dan cenderung memiliki degradasi performa yang bisa terjadi sewaktu-waktu. Oleh karena itu saya hanya menyarankan mouse Logitech Geniune dan mouse Yang menggunakan sensor PMW series.
Berarti harus menggunakan mouse gaming? Tidak. Karena mouse merk Logitech yang seri Office atau yang reguler juga bagus secara kualitas dan memang konsumsi daya yang digunakan sangat minim, jadi lifetime baterai bisa lebih lama.
Jika anda seorang gamer, saya juga menyarankan spesifikasi seperti di atas, minimal menggunakan PMW 3325 (banyak mouse budget yang menggunakan sensor ini dengan harga kisaran dibawah Rp. 200.000,- hingga Rp. 250.000,-) atau gunakan sensor HERO nya Logitech. Opsi ini sangat aman karena sudah pasti bisa digunakan untuk flick dan gerakan mouse yang cukup cepat. Jangan tergiur dengan mouse “Gaming” abal-abal yang murah karena sering kali mouse tersebut menggunakan mouse yang memiliki spesifikasi lebih rendah dari PMW 3325, kecuali anda hanya gamer casual yang tidak memerlukan skill.
Gambar Thumbnail dan Hero dari Shawn Knight, Techspot (2010)